Powered By Blogger

Rabu, 30 Juni 2021

PGP - Angkatan 2 - Kota Bandar Lampung - FX Deni Iswanto - 1.4 - Rancangan Aksi


Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata

  


Judul Modul    : 1.4.a.9 Koneksi Antar Materi - Budaya Positif

Nama Peserta  : FX Deni Iswanto, S.Pd.

CGP Angkatan 2 Kota Bandar Lampung

 

A.    Latar Belakang 

Budaya positif merupakan sebuah pembiasaan bernilai positif yang di dalamnya mengandung sejumlah kegiatan untuk menumbuhkan karakter siswa ke arah yang positif. Budaya positif yang dibangun dalam kelas bertujuan memberikan dampak pada budaya positif di sekolah untuk mewujudkan visi sekolah. Mewujudkan budaya positif di sekolah dilakukan sejak sekolah dasar karena membutuhkan waktu yang lama dan konsisten dari warga sekolah. Guru penggerak memiliki peran yang besar dalam mewujudkan disiplin positif baik di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Guru dapat menerapkan budaya positif dengan cara bekerja sama dengan rekan sejawat, berinteraksi secara akrab dengan siswa, menerapkan sikap disiplin dan bertanggung jawab serta menjadi teladan bagi siswa. Di kelas yang dapat lakukan guru untuk membangun budaya positif melalui pembuatan kesepakatan kelas.

Pembuatan kesepakatan kelas memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran. Kesepakatan yang dibuat secara bersama berpengaruh pada peningkatan pemahaman siswa yang pada akhirnya akan mempengaruhi perubahan tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku ini juga akan berujung pada terbentuknya budaya positif di kelas. Membangun budaya positif di sekolah dapat ditempuh dengan cara membangun budaya positif di kelas melalui pembuatan kesepakatan kelas. Budaya positif di sekolah harus dikembangkan guru untuk mewujudkan karakter profil pelajar Pancasila.

 

B.     Tujuan 

1.      Meningkatkan komunikasi guru dan siswa.

2.      Menumbuhkan rasa peduli antara guru, sesama siswa, dan lingkungan sekolah.

3.      Belajar untuk disiplin dan bertanggung jawab.

4.      Menumbuhkan kejujuran

 

C.    Tolok Ukur 

1.      Meningkatnya komunikasi antara guru dan siswa.

2.      Tumbuhnya rasa peduli antara guru, sesama siswa, dan lingkungan sekolah.

3.      Siswa menjadi lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.

4.      Siswa memiliki sifat jujur dalam berbagai hal.

 

D.    Linimasa tindakan yang akan dilakukan

1.  Mensosialisasikan kesepakatan kelas dalam mewujudkan budaya positif kepada warga sekolah.

2.  Membiasakan berkomunikasi secara santun dalam rangka membangun budaya positif di kelas dan di sekolah.

3.  Mengajak warga sekolah untuk saling peduli baik antar guru, antar siswa, antara guru dan siswa, maupun dengan lingkungan sekolah.

4.  Mengajak siswa untuk disiplin dan bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan di sekolah baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam lingkungan sekolah.

5.  Memfasilitasi kesamaan visi dan tujuan dalam kesepakatan kelas dan kesepakatan aturan sekolah.

6.  Merefleksi kegiatan dalam rangka membudayakan kebiasaan positif di sekolah.

 

E.     Dukungan yang dibutuhkan

Untuk melancarkan pelaksanaan kegiatan dari rancangan tindakan untuk aksi nyata yang telah saya buat tentu memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Untuk terlaksananya kegiatan aksi nyata ini saya sangat membutuhkan dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat, siswa, dan orang tua. Semoga dalam pelaksanaannya nanti tidak terdapat banyak kendala dan halangan sehingga aksi nyata yang akansaya laksanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan saya.

Salam dan bahagia….

 #Guru bergerak

#Indonesia maju

 Tautan youtube  https://www.youtube.com/channel/UCiwe8P3ETYO9NcR_zpHdCaA

Senin, 28 Juni 2021

1.4.a.9 Koneksi Antar Materi - Budaya Positif

Koneksi Antar Materi – Budaya Positif





Franciscus Xaverius Deni Iswanto, S.Pd.
CGP Angkatan 2 Kota Bandar Lampung
UPT SD Negeri 1 Pesawahan Kota Bandar Lampung


Penerapan budaya positif di sekolah merupakan sebuah usaha untuk memberikan sebuah perubahan baru. Kualitas sebuah sekolah dapat dilihat dari budaya positif yang tumbuh dan berkembang di lingkungan sekolah. Semua warga sekolah menjalankan budaya positif di sekolah dalam situasi yang kondusif. Budaya positif sekolah merupakan sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Sekolah sebagai sarana untuk belajar dan mengembangkan bakat siswa yang sudah ada dalam dirinya. Sekolah dapat memfasilitasi semua kebutuhan siswa dengan menerapkan disipilin positif dengan tujuan agar anak terbiasa melakukan hal hal positf. Karakter-karakter positif akan tumbuh dengan sendirinya jika sudah terbiasa.

Budaya positif disekolah tidak mungkin bisa berjalan dengan baik dan berdiri sendiri tanpa ada upaya dari seluruh warga sekolah. Semua warga sekolah menjalankan dan mempertahankan budaya positif yang sudah ada. Menciptakan budaya positif yang bernilai kebebasan tanpa ada paksaan, menghormati anak didik, serta mengupayakan eksplorasi terbimbing sebagai upaya dalam mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Guru hendaknya menjadi teladan bagi siswa dan selalu memberikan semangat ketika melakukan dan menerapkan budaya positif.

Guru dapat mendorong siswa dalam belajar untuk meraih cita-cita. Sebagaimana ungkapan dari Ki Hajar Dewantara "Ing Ngarso Suntulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut wuri Handayani". Pembelajaran yang mengutamakan kebebasan kepada seluruh siswa dalam belajar, menerima pembelajaran, serta kebebasan dalam mengeksplorasi diri sebagai pembelajar sejatinya akan mampu melahirkan generasi-generasi anak yang tidak tergantung kepada orang lain dan bisa bersandar atas kekuatan sendiri. Untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME, kebhinekaan global, bergotong royong, kratif, bernalar positif, dan mandiri diperlukan guru yang benar-benar memahami filosofi KHD. Guru harus mengetahui posisi kontrol guru yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak kepada murid. Semua aspek tersebut harus dimiliki oleh seorang guru terutama calon guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran.

Guru penggerak harus bisa menularkan kebiasaan kebiasaan positif bagi teman sejawatnya di sekolahnya. Dalam upaya membangun budaya positif disekolah guru bekerja sama dengan warga sekolah dan orang tua. Guru penggerak memiliki peran kunci dalam pengembangan disiplin positif dengan menciptakan ruang kelas yang berpusat pada peserta didik, bekerjasama dengan orangtua dalam penerapan disiplin positif di rumah. Kepala sekolah harus memastikan warga sekolah memberikan dukungan kepada guru penggerak dalam menerapkan disiplin positif di sekolah. Guru penggerak mendukung keterlibatan orangtua dalam menerapkan disiplin positif di rumah dengan cara menciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman.

Budaya positif dikelas dirancang melalui kesepaktan kelas oleh guru penggerak dapat diikuti oleh teman sejawat dan dapat diubah menjadi sebuah visi sekolah yang dapat dijalankan oleh warga sekolah. Dalam mewujudkan budaya positif peran guru di kelas adalah membuat kesepakatan kelas bersama murid guna mencapai visi sekolah. Dalam hal membuat kesepakatan kelas, guru senantiasa menegaskan budaya positif yang disepakati dan menjauhkan hukuman ataupun pemberian hadiah sebagai bujukan untuk pembiasaan budaya positif. Hasil kesepakatan kelas dapat ditempel di sudut ruangan agar dapat dilihat oleh seluruh siswa. Jika budaya positif telah menjadi pembiasaan bagi seluruh warga sekolah, niscaya visi sekolah tercapai dan semua warga sekolah nyaman dan dipenuhi cinta kasih di sekolah. Budaya positif yang ada disekolah dapat membantu pencapaian visi sekolah impian. Untuk mewujudkan visi sekolah impian, peran guru penggerak sebagai ujung tombak pendidikan di sekolah sangatlah penting. Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada siswa, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Visi sekolah yang diharapkan adalah siswa yang memiliki kemerdekaan dalam belajar dan memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila. Menuju visi sekolah impian diperlukan kolaborasi dari seluruh warga sekolah. Guru Penggerak dapat menggunakan metode BAGJA sebagai langkah dalam pendekatan inkuiri apresiatif di sekolah. Inti dari pendekatan inkuiri apresiatif adalah nilai positif yang telah ada dan dikembangkan secara kolaboratif. Alur BAGJA diawali dengan buat pertanyaan, ambil tindakan, gali impian, jabarkan rencana, dan atur eksekusi. Berpijak dari hal positif yang ada di sekolah, sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan tersebut dengan visi sekolah dan visi setiap individu dalam komunitas. Hal tersebut sejalan dengan prinsip Trikon, Ki Hajar Dewantara dimana perubahan bersifat kontinu (berkesinambungan), konvergen (universal), dan konsentris (kontekstual). Apa yang sudah dibuat dari metode BAGJA disatukan dengan kesepakatan kelas yang sudah dibuat dan diselaraskan dengan visi sekolah yang sudah ada dan dapat dijadikan visi sekolah yang baru. Tidak mudah untuk merubah apa yang sudah ada, tetapi dengan tekat dan keyakinan serta dukungan dari semua warga sekolah pasti semua menjadi mungkin. Guru penggerak sebagai motor dari sekolah harus mampu membuat perubahan nyata di sekolahnya.


Kamis, 17 Juni 2021

BAGJA - Demonstrasi Kontekstual - Inkuiri Apresiatif


1.3.a.7.1 Demonstrasi Kontekstual - Inkuiri Apresiatif

Model B-A-G-J-A

OLEH

FX DENI ISWANTO, S.Pd.

SD Negeri 1 Pesawahan Bandar Lampung

 

Prakarsa Perubahan

Menumbuhkan Motivasi Siswa dalam Mewujudkan Merdeka Belajar

Tahapan

Pertanyaan

Daftar tindakan yang perlu  dilakukan untuk menjawab      pertanyaan

B-uat pertanyaan (Define)

Apa saja yang dapat menumbuhkan semangat siswa saat belajar?

·         Memberikan apresiasi kepada siswa berupa penguatan verbal dan non verbal.

·         Dalam KBM menggunakan media pembelajaran yang menarik.

·         Menggunakan metode mengajar yang bervariasi.

·         Menciptakan ruang kelas yang nyaman untuk belajar.

·         Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

·         Belajar dengan materi yang ada di sekitar siswa.

A-mbil pelajaran (Discover)

Hal positif apa yang ada pada diri siswa dan lingkungan (teman, guru, dan keluarga) yang bisa menumbuhkan semangat           saat belajar?

·         Dukungan kepala sekolah.

·         Hubungan yang baik antar siswa.

·         Potensi dan kemampuan guru.

·         Sarana dan prasarana sekolah yang baik.

·         Orang tua yang peduli dengan anaknya.

·         Bakat dan kemampuan yang dimiliki siswa.

·         Kelas yang bersih dan nyaman.

G-ali mimpi (Dream)

Hal positif apa yang akan terjadi di masa depan bila memiliki semangat saat belajar?

·         Siswa akan dapat menemukan jati dirinya.

·         Apa yang menjadi harapan dan cita-cita dapat terwujud.

·         Siswa dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.

J-abarkan rencana (Design)

Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menumbuhkan semangat belajar  siswa?

·         Mengenali potensi dan bakat siswa.

·         Memberikan tanggung jawab dimulai dari hal yang kecil.

·         Memberikan apresiasi dan penghargaan ketika siswa mampu melaksanakan tugas dengan baik.

A-tur eksekusi (Deliver)

Siapa saja yang akan membantu untuk menumbuhkan semangat belajar pada siswa?

·         Kepala sekolah

·         Rekan sejawat

·         Teman sekelas

·         Orang tua siswa

Kapan upaya menumbuhkan semangat belajar akan mulai dilakukan?

·         Pada tahun pelajaran baru 2021 - 2022

 

 







Sabtu, 12 Juni 2021

1.2.a.9. Koneksi Antar Materi - - Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

Nama:  FX Deni Iswanto

Unit Kerja:  SD Negeri 1 Pesawahan Kota Bandar Lampung

CGP Angkatan 2 Kota Bandar Lampung


NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

 Setelah saya mempelajari modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak banyak hal yang saya dapatkan. Nilai-nilai baik yang saya dapatkan di PKP ini jika diterapkan di sekolah saat mengajar akan membawa pembelajaran yang lebih bermakna. Siswa mendapatkan apa yang semestinya didapatkannya.

Sebagai calon guru penggerak setelah mempelajari modul ini saya akan berusaha berkomitmen dalam mewujudkan pembelajaran dengan menjalankan nilai-nilai:

1.      Mandiri

Seorang guru harus mampu berdiri sendiri dalam melakukan berbagai kegiatan. Dengan mandiri maka seorang guru akan mampu bertanggungjawab terhadap hal-hal atau keputusan yang telah diambil.

2.      Reflektif

Seorang guru akan terbuka dengan segala bentuk perubahan, dimana dia harus mampu menerima hal-hal yang baru. Melalui reflektif ini juga seorang guru akan mampu mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada di sekitar.

3.      Kolaboratif

Seorang guru akan mampu bekerja sama dengan teman-teman sejawatnya guna menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada. Dengan berkolaboratif ini juga seorang guru akan mampu mengetahui apa kekurangan dan kelebihan dalam proses belajar mengajar.

4.      Inovatif

Sebuah cara untuk mendapatkan solusi-solusi atau hal-hal baru dan ide-ide kreatif dalam rangka menyelesaikan tugas pembelajarannya.

5.      Pembelajaran yang terpusat pada murid

Dalam hal ini seorang guru akan memberikan kesempatan kepada siswa dengan seluas-luasnya untuk mengembangkan kreatifitasnya.

 Banyak hal positif bagi siswa jika peran sebagai guru penggerak dapat dilaksanakan dengan baik. Hal-hal positif itu diantaranya:

1.      Siswa memperoleh pengalaman belajar bermakna yang berpusat pada siswa.

2.      Siswa mengalami merdeka belajar.

3.      Siswa dapat belajar dengan bahagia dalam lingkungan yang nyaman dan mendukung.

4.      Siswa dapat mengembangkan bakat dan minatnya.

5.      Terbentuk profil pelajar Pancasila pada siswa (beriman, berahlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis dan mandiri).

 

KETERKAITAN ANTARA NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA

 Filosofi Ki Hajar Dewantara tentang berhamba pada anak semestinya dimiliki oleh guru penggerak sebagai pemimpin dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru penggerak dituntut untuk dapat menjadi teladan serta bisa memotivasi sehingga dapat semakin menguatkan kemampuan untuk memberdayakan siswa. Ini yang menjadi pesan Bapak Pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantara. Tumbuh kembang secara holistik yaitu jalan secara cipta, rasa, dan karsa. Anak harus tajam pikirannya, halus rasanya, kuat dan sehat jasmaninya.

Untuk itu guru semestinya menjalankan nilai dan peran sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam yaitu guru dapat menerapkan nilai mandiri, reflektf. Kodrat zaman yaitu guru dapat menerapkan nilai inovatif, kolaboratif, pembelajaran yang berpusat pada murid.

 

STRATEGI YANG DILAKUKAN UNTUK MENCAPAI NILAI REFLEKSI DIRI

 Strategi yang saya miliki dan digunakan untuk mencapai nilai tersebut adalah:

1.      Mandiri: belajar dan melakukan sesuatu secara mandiri, memiliki inisiatif diri untuk maju dan berkembang.

2.      Reflektif: melakukan refleksi setelah mengajar yaitu menganalisis kelebihan dan kekurangan apa yang harus ditambahkan atau diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

3.      Kolaboratif: melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat, mengajak bersama-sama untuk memeningkatan kompetensi sebagai guru.

4.      Inovatif: menciptakan sesuatu yang baru seperti metode pembelajaran utnuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa.

5.      Berpusat pada murid: menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid. Guru dapat membuat desain pembelajaran bertema merdeka belajar. Siswa dapat memilih cara penyelesaian tugas sesuai dengan minat dan bakat mereka.


 PIHAK YANG MEMBANTU DALAM MENCAPAI GAMBARAN DIRI DAN PERANNYA

 Pihak yang terlibat dalam membantu saya mencapai nilai dan peran guru penggerak adalah:

1.      Kepala sekolah sebagai penanggung jawab instansi tempat saya betugas.

2.      Rekan sejawat sebagai mitra untuk berkolaborasi.

3.      Siswa sebagai subjek dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

4.      Orang tua siswa sebagai pendukung dengan menjadi mitra bagi guru dalam rangka mensukseskan program yang akan dirancang oleh guru untuk peningkatan hasil belajar siswa.